Fakta Keunikan Sejarah Candi Borobudur

Keunikan Candi Borobudur

Bebicara tentang candi, kita tak asing lagi dengan nama Borobudur. Iya, candi ini merupakan candi terbesar yang ada di Indonesia bahkan di dunia. Salah satu warisan nusantara yang pernah menjadi keajaiban dunia ini menjadikan keberadaannya di kenal oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Candi Borobudur merupakan candi buddha peninggalan dinasti syeilendra sekitar abad ke-9 yang terletak di Magelang, Jawah Tengah. Berdasarkan relief gambar yang ada di candi borobudur, candi buddha ini di perkirakan di bangun pada tahun 824 masehi.

Selain menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi, candi ini juga merupakan tempat ibadah bagi penganut agama buddha di Indonesia terutama pada saat perayaan waisak. Hal ini sesuai dengan arti namanya yaitu "biara di perbukitan".

Berikut ulasan lengkap keunikan candi ini:

Pembangunan Candi

Menurut cerita turun-temurun Candi Borobudur merupakan hasil dari rancangan arsitek terkenal pada masa itu, yang bernama gunadharma. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 Masehi dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga.

Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. 

Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.

Nama Candi

Nama Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. 
Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.

Laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud menyebutkan, sampai saat ini kata budur hanya dipakai oleh masyarakat pedesaan yang bertempat tinggal di wilayah Borobudur.

Karena itu kata budur yang disebut dalam kitab Negarakertagama diperkirakan adalah Candi Borobudur.
Sementara ahli Jawa Kuno, Poerbatjaraka disebutkan memiliki pendapat lain tentang arti nama Borobudur. Menurut dia, Borobudur berasal dari kata biara (tempat suci atau kuil) dan bidur yang berarti tempat tinggi.
Keruntuhan Borobudur

Sampai saat ini, belum ada sejarah pasti mengenai keruntuhan candi Borobudur. Beberapa ahli berpendapat bahwa candi Borobudur runtuh pada tahun 950 masehi, saat terjadi letusan gunung merapi yang dahsyat, sebab itu pula yang menyebabkan candi ini terkubur dalam tanah sebelum ditemukan oleh Raffles. 

Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat Borobudur terletak di lokasi istimewa. Diapit 2 pasang gunung, Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur serta Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara. Juga Pegunungan Menoreh di sebelah selatan. Selain itu Borobudur juga terletak di antara 2 sungai, Progo dan Elo.

Perayaan Waisak di Borobudur

Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak

Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.

Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.

Warisan Budaya Dunia

UNESCO telah menetapkan candi Borobudur sebagai bangunan cagar budaya warisan dunia pada tahun 1991. Hal inilah yang sangat berperan penting dalam medatangkan wisatawan asing untuk melihat candi Borobudur. Apalagi setelah sempat menjadi salah satu keajaiban dunia, candi yang satu ini tidak pernah sepi oleh pengunjung. 

Demikian ulasan singkat mengenai candi Borobudur. Masih banyak penelitian-penelitian yang harus dilakukan untuk menguak misteri di balik Candi Ini. Semoga tulisan di atas Bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Fakta Keunikan Sejarah Candi Borobudur "