Demo 4 November: Beragam Tapi Seragam

Demo 4 November: Beragam Tapi Seragam

Setelah sekian puluh tahun bangsa di negara ini hidup rukun, berdampingan, dan saling menjaga satu sama lain. Pada akhirnya muncul juga kepermukaan persoalan yang selama ini berusaha di hindari sedemikian rupa.

Ya, walau pun sebelumnya juga terdapat beberapa konflik yang muncul di tengah kerukunan itu, tidak sampai mengundang perhatian besar dari seluruh golongan, ras, suku, agama, yang ada dan hidup di bawah naungan keutuhan Republik Indonesia.

Demo 4 November 2016 itu telah menyedot perhatian besar dari seluruh elemen masyarakat di negeri ini. Dengan embel-embel penistaan terhadap agama (baca: Islam), aksi demonstarasi telah megundang berbagai wacana di berbagai media massa, baik itu koran, radio, televisi, dan obrolan-obrolan kecil di warung-warung kopi, rumah makan, dan sebagainya.

Akibat demonstrasi yang terjadi itu, wacana-wacana pun bergulir dengan cepat, ada yang sepakat dengan aksi tersebut, dan banyak juga yang tidak setuju. Karena bagaimana pun demonstarasi itu lebih condong pada kepentingan suatu golongan.

Sementara yang kita tahu bersama bahwa negara kita terdiri dari berbagai golongan. Hal sedemikian seharusnya menjadi perhatian bersama kita sebagai masyarakat Indonesia yang berlandaskan hukum. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan negara ini sudah ada hukum sebagai pengatur jalannya pemerintahan yang baik.

Ada bebarapa kemungkinan yang muncul tersebab aksi 4 november kemarin, serta akibat-akibat lain yang lebih serius kemudian. Pertama, bagaimana ketahanan dan keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) kedepan? Ketika ketahanan dan keutuhan itu mulai terusik oleh kepentingan sebuah golongan, maka konflik-konflik lain yang berusaha diredam sebelumnya akan mencuat kembali kepermukaan.

Semisal konflik OPM (Organisasi Papua Merdeka), GAM (Gerakan Aceh Merdeka), konflik Poso dan masih banyak masalah lain yang akan ikut memanaskan suasana. Persoalan ini tidak biasa dianggap biasa oleh pemerintah, dan harus sesegera mungkin di tuntaskan sampai keakarnya.

Kedua, rusaknya ketentraman masyarakat. Dengan adanya demonstrasi itu, ketentraman masyarakat mulai terusik. Saling curiga satu sama yang lain pun akan segera bermunculan. Hal sedemikian rupa tidak bisa di pungkiri lagi, karena seperti yang kita tau bahwa peran agama bagi masyarakat sangat besar pengaruhnya. Ada banyak orang yang rela mati demi keyakinannya. Itu sudah pasti!

Ketiga, perpecahan yang tidak bisa dihindari. Konsekuensi logis yang cukup meresahkan adalah perpecahan antar suku, bangsa, ras, agama. Perpecahan tidak harus di tandai dengan mendirikan negara dalam negara. Namun hal itu bisa di lihat dari hancurnya kerukunan, kebersamaan, dan hal baik yang pada mulanya berjalan selaras dengan amanah undang-undang yang berlandaskan Pancasila.

Maka dengan demikian, sudah menjadi tugas bersama (pemerintah dan masyarakat yang peduli terhadap keutuhan negara) bekerja sama untuk menciptakan kondisi menjadi lebih baik pasca demo 4 november lalu. Pemerintah bekerja sesuai kepemerintahannya, sedang masyarakat berupaya untuk tetap menjaga keharmonisan kebersamaan.

Penulis rasa, persoalan keagamaan dan juga konflik lain yang seringkali muncul di negara kita ini sudah selayaknya mendapat perhatian serius.

Jika tidak, apa yang diutarakan di atas tidak akan bisa dipertahankan keutuhannya. Akibat dari itu pula, Indonesia hanya akan menjadi negara yang punya “legenda keberagaman”.

More Post : 10 Hewan yang Masuk Surga

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Demo 4 November: Beragam Tapi Seragam"

Post a Comment